Kebenaran
Pengertian Kebenaran
Maksud hidup ini adalah untuk mencari kebenaran. Kebenaran inimenurut kamus besar Bahasa
Indonesia adalah keadaan (hal dsb) yang
cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya. Sementara
menurut Syafi’i dikutip oleh Marwan Didalam artikelnya: ’'Kebenaran dalam perspektif filsafat ilmu”
mengatakan bahwa kenbenaran itu kenyataan.
Kenyataan yang dimaksud itu tidak selalu yang
seharusnya terjadi. Kenyataan yang terjadi bisa saja berbentuk
ketidakbenaran (keburukan). Jadi, ada dua pengertian kebenaran, yaitu kebenaran
yang berarti nyata-nyata di satu pihak, dan kebenaran dalam arti lawan dari
keburukan (ketidakbenaran).
Kebenaran adalah
kenyataan yang benar-benar terjadi. Pernyataan ini pasti, dan tidak dapat
dipungkiri lagi. Manusia selalu ingin tahu kebenaran, karena hanya kebenaranlah
yang bias memuaskan rasa ingin tahu, dengan kata lain tujuan pengetahuan ialah
mengetahui kebenaran. Kita manusia bukan hanya sekedar ingin tahu, tetapi ingin
mengetahui kebenaran. Kita juga selalu ingin memiliki pengetahuan yang benar.
Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya. Pengetahuan yang
benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.
Macam-macam Kebenaran
Terdapat
banyak pandangan mengenai teori kebenaran dalam kaitannya dengan
pengembangan ilmu, di antaranya adalah kebenaran empiris, kebenaran rasional, kebenaran ilmiah,
kebenaran intuitif, dan kebenaran relegius.
a.
Kebenaran empiris.
Empiris adalah suatu keadaan yang bergantung bukti atau konsekuensi
yang teramati oleh indera. Data empiris yang dihasilkan dari percobaan atau
pengamatan.
Jadi,empiris itu artinya kelihatan jelas, adalah
pembuktiannya, biasa kita dengar, sentuh, berdasarkan pada hal-hal yang
kelihatan dan sudah diuji kebenarannya. Merupakan hal yang dapat di indrawi,
hal yang dirasakan oleh manusia dengan indranya. Secara lebih jelas dengan contoh berikut ini:
api itu panas, es itu dingin, dan daun itu hijau.
b.
Kebenaran Rasional
Rasional berarti menurut pikiran atau pertimbangan yang logis: menurut pikiran
yang sehat; cocok dengan akal. Rasionalisme adalah pandangan
bahwa kita mengetahui apa yang kita pikirkan dan bahwa akal mempunyai kemampuan
untuk mengungkapkan kebenaran dengan diri sendiri, atau bahwa pengetahuan itu
diperoleh dengan cara membandingkan ide dengan ide Basman (2009: 30).
Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat berpikir, sehingga kemampuannya tersebut dapat menangkap ide atau prinsip
tentang suatu yang pada akhirnya sampai kepada kebenaran, yaitu kebenaran
rasional. Sebagai contoh beriut: Ketika TV kita tidak berfungsi dengan baik
maka dapat dipikir bahwa dan dipastikan kalau ada komponen di dalam TV yang
rusak atau sudah perlu diganti. Pemikiran tentang ada sesuatu yang tidak beres
ini merupakan suatu hal rasional yang timbul dari fenomena TV dan dapat
dipastikan pikiran rasional ini benar.
c.
Kebenaran Ilmiah
Kebenaran ilmiah merupakan kebenaran yang muncul dari hasil penelitian
ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa tahap-tahapan untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah yang sesuai dengan sifat dasar
ilmu.
Oleh karena itu, kebenaran ilmiah sering disebut sebagaikebenaran nisbi atau relatif.
Sifat kebenaran ini sesuai dengan sifat keilmuan itu sendiri yang dapat berubah
sesuai dengan perkembangan hasil penelitian, karena suatu teori pada masa
tertentu bisa jadi merupakan kebenaran, tetapi pada masa berikutnya bisa jadi sebuah
kesalahan besar. Contoh kebenaran ilmiah:
Bumi itu bulat dan tidak datar. Air mendidih pada 100°C
d. Kebenaran Intuitif
Intuitif merupakan suatu sarana untuk mengetahui secara
langsung dan seketika. Unsur utama bagi pengetahuan adalah kemungkinan adanya
suatu bentuk penghayatan langsung (intuitif).
Bergson dalam Muslih (2004:
68). Pendekatan ini merupakanpengetahuan yang
diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu intuisi bersifat
personal dan tidak bisa diramalkan.
Bahwa intuisi yang dialami oleh seseorang bersifat khas, sulit atau tidak
bisa dijelaskan, dan tidak bisa dipelajari atau ditiru oleh orang
lain. Bahkan seseorang yang pernah mempeoleh intuisi sulit atau
bahkan atau bahkan tidak bisa mengulang pengalaman serupa misalnya, seorang
sedang menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan jalan pemecahan dari masalah
yang dihadapinya secara tiba-tiba seseorang memperoleh informasi mengenai
peristi yang akan terjadi.
e.
Kebenaran Religius
Kebenaran religius ialah kebenaran Ilahi, kebenaran
yang bersumber dari Tuhan. Kebenaran ini disampaikan melalui wahyu. Mnusia
bukan semata mahluk jasmani yang ditentukan oleh hukum alam dan kehidupan saja,
ia juga makhluk rohaniah sekaligus, pendukung nilai.
Kebenaran tidak cukup diukur dengan interes dan rasioindividu, akan tetapi harus bisa menjawab kebutuhan dan memberikeyakinan pada seluruh umat. Karena itu kebenaran haruslah
mutlak berlaku sepanjang sejarah manusia. Contoh kebenaran religius:
1. Tentang madu
2. Alkitab atau Alquran.
Maka dari pembahasan di
atas peulis dapat menyimpulkan bahwa logika dan kebenaran dalam filsafat ilmu
sangat dibutuhkan dan menjadi tujuan dalam menyelesaikan permasalahan yang
sedang dihadapi. Logika, filsafat, dan ilmu saling berkaitan satu dengan yang
lainnya guna memperoleh sebuah kebenaran yang sahih. Dengan kata lain,
ketiga-tiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Ilmu
seharusnya bermain di atas logika dan didukung oleh data (konfirmasi). Tanpa
logika ilmu kurang bermakna. Logika akan mengarahkan seorang peneliti ketika
mencari kebenaran. Logika mengutamakan kesadaran dan dan nalar yang jernih
dalam segala hal. Logika yang nalar harus didukung oleh konfirmasi, artinya ada
penjelasan dan pemahaman mendalam. Konfirmasi dapat menjadi jalan mencapai
kebenaran ketika didukung oleh strategi berpikir logis.
Kebenaran menjadi
cita-cita tertinggi yang dikejar oleh filsafat ilmu. Kebenaranpun perlu
didukung oleh fakta-fakta (data). Kebenaran yang didukung oleh fakta (data),
diperoleh melalui aplikasi berpikir metodologis. Dengan kata lain, fakta (data)
merupakan modal untuk menemukan kebenaran yang logis. Kebenaran dan fakta
selalu menggunakan logika.
Referensi
Bettand
Andy. 2013. Logika Kebenaran. Diperoleh dari
Comments
Post a Comment