Hubungan Filsafat Dan
Pendidikan
Sebagaimaan telah
dikemukakan bahwa tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan
menggunakan metode ilmiah semata-mata.
Banyak di antara masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan
filosofis, yang memerlukan pendekatan filosofis pula dalam pemecahannya.
Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan tersebut, dengan
berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pandangan-pandangan tertentu
mengenai masalah-masalah
kependidikan tersebut, dan
atas dasar itu
bisa disusun secara sistematis teori-teori
pendidikan. Disamping itu
jawaban-jawaban yang telah dikemukakan
oleh jenis dan
aliran filsafat tertentu
sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan
yangdihadapinya menunjukan pandangan-pandangan tertentu, yang
tentunya juga akan
memperkaya teori-teori pendidikan.
Dengan demikian terdapat
hubungan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan. Hubungan fungsional
antara filsafat dan teori pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Filsafat, dalam arti
analisa filsafat adalah merupakan
salah satu cara pendekatan yang
digunakan oleh para
ahli pendidikan dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Sementara itu dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu terhadap sesuatu
objek, misalnya filsafat idealisme, realisme, materialisme, dan sebagainya,
akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori-teori
pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan
memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori yang dikembangkan
atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan
kata lain, teori-teori dan pandangan–pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh
seorang filosof, tentu
berdasarkan dan bercorak
serta diwarnai oleh
pandangan dan aliran filsafat yang dianutnya.
2) Filsafat, juga berfungsi memberikan
arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan lairan
filsafat tertentu, mempunyai
relevansi dengan kehidupan
nyata, artinya mengarahkan agar
teori-teori dan pandangan
filsafat pendidikan yang
telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga
berkembang dalam masyarakat
Di samping hubungan
fungsional tersebut, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang
bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saifullah dalam bukunya:
“Antara Filsafat dan Pendidikan”, sebagai berikut: “Filsafat pendidikan
sebagai suatu lapangan
studi mengarahkan pusat perhatiannya dan
memusatkan kegiatannya pada
dua fungsi tugas
normatif ilmiah, yaitu:
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar,
dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang
sifat hakiki manusia,
serta konsepsi hakikat
dan segi-segi pendidikan serta
isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan
sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi politik
pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan dan metodologi
pendidikan dan pengajaran.
Menurut Jalaludin & Idi (2007:
24) secara mikro yang menjadi ruang
lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education);
2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan
objek pendidikan (the nature of man);
3. Merumuskan
secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan;
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat
pendidikan, dan teori
pendidikan;
5. Merumuskan
hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat
pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan);
6. Merumuskan sistem nilai, norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Adapun
pengertian dari filsaft pendidikan berikut saya paparkan pengertian filsafat pendidikan, Menurut Al-Syaibany dalam Jalaludin
& Idi (2007: 19), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan
dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya.Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah
filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan
menitikberatkan pada pelaksanaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara
praktis.
Sementara Dewey dalam Jalaludin &
Idi (2007: 20) menyampaikan
bahwa filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik yang menyangkut
daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju tabiat manusia.
Berdasarkan
uraian diatas dapat kita tarik pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai
ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah
norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh
manusia dalam hidup dan kehidupannya. Serta merangkum dua cabang
ilmu pendidikan, yaitu:
filsafat pendidikan dan sistem atau teori pendidikan dan hubungan antara
keduanya adalah yang satu suplemen terhadap yang lain dan keduanya diperlukan
oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar bidang studi
tertentu”.
Referensi
Andik. 2015. Ruang Lingkup Filsafat
Pendidikan. Diperoleh dari
Andik. 2015. Pengertian Filsafat
Pendidikan. Diperoleh dari
Anonim. 2011. Hubungan Filsafat dan
Pendidikan. Diperoleh dari
http://dokumen.tips/documents
(11 Oktober 2016)
Comments
Post a Comment