Asal-usul Minat Belajar
Siswa
Minat tidak dibawa sejak
lahir, minat merupakan hasil dari pengalaman belajar. Jenis pelajaran yang
melahirkan minat itu akan menentukan seberapa lama minat bertahan dan kepuasan
yang diperoleh dari minat. Minat tidak timbul secara tiba-tiba melainkan timbul
akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar (Bernand).
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, minat itu timbul dengan menyatakan diri
dalam kecenderungan umum untuk menyelidiki dan menggunakan lingkungan dari
pengalaman, anak bisa berkembang kearah berminat atau tidak berminat. Untuk itu
ada dua hal yang menyangkut minat yang perlu diperhatikan :
a)
Minat pembawaan, minat yang
muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik kebutuhan maupun
lingkungan. Minat semacam ini biasanya muncul berdasarkan
bakat yang ada.
b)
Minat muncul karena adanya
pengaruh dari luar, maka minat seseorang bisa saja berubah karena adanya
pengaruh dari luar, seperti lungkungan orang tua dan bisa saja gurunya.
Peran Keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan
hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting,
karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Keluarga yang kurang
mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang
tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya anak dalam
belajar.
Siswa yang mendapat pembinaan
dan perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar lebih baik
dibanding siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Itu karena
perhatian orang tua mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan prestasi
belajar anak di sekolah. Selain itu,diperlukan kerja sama yang intens antara
pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
anak khususnya yang terjaring masuk ke jurusan tersebut. Orang tua yang
bijaksana hendaklah berusaha untuk membangkitkan kemauan belajar anak dengan
tujuan agar anak tetap mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar, baik di
sekolah maupun di rumah.
Peran Guru
Tugas sekolah adalah memberi
pengalaman belajar yang tepat bagi siswa. Selanjutnya ditegaskan bahwa tugas
guru adalah membantu siswa menjalin pengalaman belajar yang satu dengan yang
lain, termasuk yang baru dengan yang lama. Pengalaman belajar yang akan melekat
pada struktur kognitif siswa dan menjadi pengetahuan baru bagi siswa.
Maka dari pemaparan diatas diharapkan tidak mengisi
pikiran siswa dengan sesuatu yang sudah jadi. Karena guru yang memandang bahwa pelajaran merupakan suatu hal proses akan lebih
menekankan aspek proses dari pada aspek produk dalam pembelajarannya. Oleh
sebab itu salah satu faktor penyebab rendahnya pengertian siswa terhadap konsep
pada sustu mata pelajaran adalah pola pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Pembelajaran di Indonesia dewasa ini, “dunia nyata” hanya digunakan untuk
mengaplikasikan konsep saja tampa menggali potensi siswa.
Sumber
Purwanto
Ngalim, 2002, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja
Rosdakarya.
Comments
Post a Comment