Matematika
dan Statistika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah yang baik perlu ditunjang dengan sarana berpikir
ilmiah berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa
merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan
gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah
menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika
mempunyai peran yang penting dalam berpikir deduktif ini, sedangkan statistika
berperan penting dalam pola berpikir induktif.
Proses pengujian dalam
kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada
hakikatnya adalah pengumpulan fakta untuk mendukung hipotesis yang kita ajukan.
Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana
berpikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah
mengetahui dengan benar peran masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan
proses berpikir ilmiah tersebut. Dalam tulisan ini secara khusus dibahas
mengenai matematika dan statistika sebagai bahasa universal dan dalam
konteksnya sebagai sarana berpikir ilmiah.
1. Matematika
Pengertian
matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam
hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika
atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh melalui beberapa operasi dasar:
tambah, kurang, kali dan bagi. Kata “matematika” berasal dari kata máthema
dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau
belajar” juga mathematikós yang diartikan sebagai “suka belajar”.
Disiplin
utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan,
pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan
ini secara umum berkaitan dengan ketiga pembagian umum bidang matematika: studi
tentang struktur, ruang dan perubahan.
Matematika
sebagai sarana berpikir ilmiah yang menggunakan pola penalaran deduktif. Sarana
berpikir ilmiah ini dalam proses pendidikan kita, merupakan bidang studi tersendiri.
Artinya kita mempelajari sarana berpikir ilmiah ini seperti mempelajari
berbagai cabang ilmu. Dalam hal ini kita harus memperhatikan dua hal. Pertama,
sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu
merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
Seperti diketahui bahwa salah satu karakterisitk dari ilmu umpamanya adalah
penggunaan berpikir deduktif dan induktif dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana
berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya.
Secara lebih tuntas dapat dikatakan bahwa sarana berpikir ilmiah mempunyai
metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode
ilmiah.
Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mepelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan
masalah sehari-hari. Dalam hal ini sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang pengetahuan dalam mengembangkan materi pengetahuannya berdsaarkan
metode ilmiah. Atau sederhananya, sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi
metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jelaslah mengapa sarana
berpikir ilmiah mempunyai metode yang tersendiri yang berbeda dengan metode
ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu tersendiri.
Untuk
melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya
sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan
cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat
imperative bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini, maka kegiatan ilmiah yang
baik tak dapat dilakukan. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan
baik maka diperlukan sarana berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.
2. Statistik
Statistik
diartikan sebagai keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan berguna
bagi negara. Secara etimologi, kata Statistik berasal dari kata “status”
(latin) yang punya persamaan arti dengan “state” (bahasa inggris) dan
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Negara. Pada mulanya Statistik
diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka
(data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud (data kualitatif), yang mempunyai
arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu Negara. Perkembangannya, arti
kata Statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud
angka (data kuantitatif) saja.
Secara
terminologi, dewasa ini istilah Statistik terkandung berbagai macam pengertian:
a. Statistik
kadang diberi pengertian sebagai data Statistik yaitu kumpulan bahan keterangan
berupa angka atau bilangan
b. Kegiatan
Statistik atau kegiatan perstatistikan atau kegiatan penstatistikan;
c. Metode
Statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka
mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan menganalisis dan memberikan
interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu dapat
berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu.
d. Ilmu
statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan memperkembangkan secara
ilmiah tahap-tahap yang ada dalam kegiatan Statistik. Adapun metode dan
prodesur yang perlu ditempuh atau dipergunakan dalam rangka:
1) Pengumpulan
data angka;
2) Penyusunan
atau pengaturan data angka;
3) Penyajian
atau penggambaran atau pelukisan data angka;
4) Penganalisaan
terhadap data angka;
5) Penarikan
kesimpulan (conclusion);
6) Pembuatan
perkiraan (estimation);
7) Penyusunan
ramalan (prediction) secara ilmiah.
Dalam
kamus ilmiah popular, kata Statistik berarti table, grafik, data informasi,
angka-angka, informasi. Sedangkan kata statistika berarti ilmu pengumpulan,
analisis dan klarifikasi data, angka sebagai dasar untuk induksi. Jadi
statistika merupakan sekumpulan metode untuk membuat keputusan yang bijaksana
dalam keadaan yang tidak menentu.
Peranan Statistika
Statiska
bukan merupakan sekumpulan pengetahuan mengenai objek tertentu melainkan
merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan. Metode keilmuan,
sejauh apa yang menyangkut metode, sebenarnya tak lebih dari apa yang dilakukan
seseorang dalam mempergunakan pikiran-pikiran tanpa ada sesuatu pun yang membatasinya.
Penguasaan statistika mutlak diperlukan untuk dapat berpikir ilmiah dengan sah
sering kali dilupakan orang. Berpikir logis secara deduktif sering sekali
dikacaukan dengan berpikir logis secara induktif. Kekacauan logika inilah yang
menyebabkan kurang berkembangnya ilmu dinegara kita. Kita cenderung untuk
berpikir logis cara deduktif dan menerapkan prosedur yang sama untuk kesimpulan
induktif.
Statistika
merupakan sarana berpikir yang diperluaskan untuk memproses pengetahuan secara
ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, maka statistika membantu
kita untuk mengeneralisasikan dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian
secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan. Statistika harus
mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan berpikir
deduktif dan induktif yang merupakan cara dan berpikir ilmiah dapat dilakukan
dengan baik.
Maka dari pemaparan
diatas dapat disimpulkan bahwa Matematika dan Statistika merupakan sarana
berpikir ilmiah. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah yang baik perlu
ditunjang dengan sarana berpikir ilmiah berupa bahasa, logika, matematika, dan
statistika. Matematika mempunyai peran yang penting dalam berpikir deduktif,
sedangkan statistika berperan penting dalam pola berpikir induktif. Proses
pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian
ilmiah yang pada hakikatnya adalah pengumpulan fakta untuk mendukung hipotesis
yang kita ajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh
penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah ke arah
penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peran masing-masing sarana
berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah tersebut. Dalam tulisan ini
secara khusus dibahas mengenai matematika dan statistika sebagai bahasa
universal dan dalam konteksnya sebagai sarana berpikir ilmiah.
Tujuan mempelajari sarana
berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah
secara baik, sedangkan tujuan mepelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan
pengetahuan yang yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah
sehari-hari. Dalam hal ini sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang pengetahuan dalam mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan
metode ilmiah. Atau sederhananya, sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi
metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jelaslah mengapa sarana
berpikir ilmiah mempunyai metode yang tersendiri yang berbeda dengan metode
ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu tersendiri.
Sumber:
Amirrulah, Imam. 2013. Matematika dan Statistika
Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
Diperoleh dari http://imam201131014.weblog.esaunggul.ac.id
Comments
Post a Comment