Skip to main content

Pedagogi Banks dan Banks



Pedagogi Banks dan Banks
Banks dan Banks (1995) dalam tulisannya, Equity Pendagogy: An Essential Component of Multicultural Education, tidak membahas secara langsung konsep pendagogi. Tetapi penggunaan konsep ini dalam tulisan tersebut merepresentasikan konsep mereka tentang pendagogi. Banks dan Bank mendefinisika equity pedagogy (pedagogi kesetaraan) sebagai strategi-strategi pengajaran dan lingkungan ruag kelas yang membantu para pebelajar dengan beragam ras, ethnik, dan kelompok budaya menguasai pengetahuan, keterampilan dam sikap yang dibutuhkan untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat yang adil, manusiawi dan demokratis, dan membantu menciptakan dan memelihara masyarakat yang demikian ini.
            Pedagogi menurut Banks dan Banks lebih luas dari teaching atau instruction; secara eksplisit dinyatakannya bahwa pedagogi terbentuk oleh strategi-strategi pengajaran dan lingkungan ruang kelas. Bukan hanya strategi pengajaran, lingkungan kelas pun harus seiring dengan pedagogi kesetaraan ini. Banks dan Banks (1995: 153), secara lebih jauh, menyarankan struktur-struktur sekolah yang ada yang menumbuhkan ketidakadilan hendaknya dilucuti agar pendidikan kesetaraan dapat terlaksana.
            Dalam lingkungan sekolah, secara tradisional kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak termasuk kedalam pengajaran. Tetapi pedagogi yang didasarkan Banks dan Banks melibatkan suatu intervensi atau strategi terhadap lingkungan sekolah. Banks dan Banks mengasumsikan bahwa belajar terjadi di lingkungan kelas dan lingkungan sekolah. Singkatnya, pendidikan terjadi tidak hannya melalui pengajaran, tetapi juga melalui tatanan lingkungan kelas dan lingkungan sekolah.
            Mengenai strategi pengajarannya, Banks dan Banks menghendaki para pebelajar dilibatkan aktif dalam sebuah proses konstruksi dan produksi pengetahuan. Mereka menolak ide pengajaran sebagai transmisi fakta-fakta dan citra guru sebagai penguasa pengetahuan dan para pebelajar sebagai penerima pasifnya. Pedagogi yang diharapkan mereka, mengubah perhubungan kekuasaan guru-siswa yang tradisional. Yang sangat pentig adanya, pedagogi yang demikian ini mengasumsikan perhubungan integral antara pengetahuan dan tindakan reflektif. Pedagogi yang demikian ini menciptakan sebuah lingkungan para pebelajar dapat memperoleh, menginterogasi, dan memproduksi pengetahuan dan memvisikan kemungkinan-kumungkinan baru kegunaan pengetahuan tersebut untuk perubahan sosisal.
Adapun mengenai lingkungan pendidikan Banks dan Banks mmenyatakan bahwa implementasi strategi-strategi seperti cooperative learning dan pengajaran yang relevan secara kultural dalam konteks asumsi-asumsi dan struktur-struktur yang ada tidak akan menghasilkan pedagogi kesetaraan. Sebaliknya asumsi-asumsi tentang pengajaran, siswa, pembelajaran dan karakteristik masyarakat yang ada harus diinterogasi dan direkonstruksi. Pedagogi kesetaraan juga mempersyaratkan pelucutan struktur-struktur sekolah yang berlaku yang menumbuhkan ketidakadilan. Pedagogi yang demikian ini tidak dapat terjadi dalam konteks politik yang ditanami oleh ketidaksetaraan dengan berbagai bentuknya.
Sebuah pedagogi memiliki tujuan. Equity pedagogy Banks dan Bank, sebagaimana dinyatakan diatas, bertujuan individu menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat yang adil, manusiawi dan demokratis, dan membantu menciptakan dan memelihara masyarakat yang demikian ini.

Sumber
Kesuma, Teguh & Teguh Ibrahim. 2016. Struktur Fundamental Pendagogik:
Membedah Pemikiran Paulo Freire. Bandung: PT Refika Aditama.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan Epistemologi, Metodologi, Dan Metode Ilmiah

Hubungan Epistemologi, Metodologi, Dan Metode Ilmiah Metode ilmiah berperan dalam tataran transformasi dari wujud pengetahuan menuju ilmu pengetahuan. Bisa tidaknya pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan yang bergantung pada metode ilmiah, karena metode ilmiah menjadi standar untuk menilai dan mengukur kelayakan suatu ilmu pengetahuan. Sesuatu fenomena pengetahuan logis, tetapi tidak empiris, juga tidak termasuk dalam ilmu pengetahuan, melainkan termasuk wilayah filsafat. Dengan demikian metode ilmiah selalu disokong oleh dua pilar pengetahuan, yaitu rasio dan fakta secara integratif. Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis (Senn, 2002). Sedangkan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan dalam metode tersebut. Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa metodologi adalah ilmu tentang metode atau ilmu yang mempelajari prosedur atau cara-cara mengetahui sesuatu. Jika metode merupakan prosedur ...

Implementasi Dalam Penelitian

Implementasi Dalam Penelitian Pelaksanaan penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif, sebenarnya merupakan langkah-langkah sistematis yang menjamin diperoleh pengetahuan yang mempunyai karakteristik rasional dan empiris. Secara filosofis kedua pendekatan tersebut mempunyai landasan yang berbeda. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasarkan pada filsafat positivistik. Filsafat positivistik berpandangan bahwa gejala alam dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Proses penelitian dimulai dari proses yang bersifat deduktif, artinya ketika menghadapi masalah langkah pertama yang dilakukan adalah mencari jawaban secara rasional teoretis melalui kajian pustaka untuk penyusunan kerangka berpikir. Bagi penelitian yang memerlukan hipotesis, kerangka berpikir digunakan sebagai dasar untuk menyusun hipotesis. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data. Tujuan utama langkah ini adalah un...

Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan Mistik

Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan Mistik A.     Ilmu 1.     Hakikat ilmu Ilmu bersifat rasional Contoh: Air selalu menempati ruang 2.     Struktur ilmu Metode ilmiah Contoh: Makhluk hidup yang ada didunia ini selalu berkembang dan tumbuh 3.     Epistimologi ilmu Epistimologi yang mengkaji pengetahuan manusia. Pembagian epistimologi yang meliputi epistimologi umum (memunculkan pertanyaan  ada apa? ), epistimologi khusus (memunculkan pengetahuan yang diproses dan dapat di pertanggung jawabkan, metodologi (mengkaji langkah-langkah praktis untuk memperoleh pengetahuan yang benar).  Pada mulanya sumber pengetahuan adalah akal. Adapun pengembangan yang lain menyatakan pengalaman, nalar, intuisi, keyakinan, otoritas dan wahyu merupakan sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan merupakan sumber dalam rangka mencari kebenaran. Dimana teori kebenaran terdiri atas teori korespondensi, teori koherensi, teori...