Karakteristik Perkembangan Peserta Didik
Secara garis besarnya,
aspek-aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik-motorik dan otak,
perkembangan kognitif, dan perkembangan sosio-emosional. Secara umum,
karakteristik perkembangan peserta didik dibedakan sebagai berikut.
1.
Karakteristik dan ciri perkembangan anak usia sekolah
dasar (SD)
Seorang guru yang professional harus dapat
menerakan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah
penting bagi seorang pendidik mengetahui perkembangan psikologi siswanya.
Disamping memperhatikan karakteristik/ciri-ciri perkembangan anak, implikasi
pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik.
Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat
diidentifikasikan dari tugas-tugas perkembanganya. Tugas-tugas perkembangan
adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu masa tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil, akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, di
tolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
a.
Pengertian
karakteristik siswa
Karakteristik
berasal dari kata karakter; dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta
dikatakan bahwa karakter adalah watak, taiat atau sifat-sifat kejiwaa.
Sedangkan menurut IR Pedjawijatna, karakter atau watak adlah seluruh aku yang
ternyata dalam tindakannya(insani). Dengan pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa karakteristik siswa adalah
merupakan seluruh kondisi atau keadaan watak yang nyata dan timbul dalam suatu
tindakan siwa dalam kehidupannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun karkteristik dan kebutuhan peserta didik adalah sebagai berikut.
1)
Senang bermain
Karakteristik/psikologi
ini menuntut guru SD untuk melaksankan kegiatan pendidikan yang bermuatan
permainan lebih-lebih untuk keas rendah. Guru SD seyogyanyan merancang model
pembelajran yang memungkinkan adanya permainan di dalamnya.
2)
Senang bergerak
Guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak (moveable). Menyuruh anak untuk duduk
rapi untuk jangka waktu yang lama dirasakan anak sebagai siksaan.
3)
Anak senang
bekerja dalam kelompok
Dari
pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak usia sekolah dasar belajar
aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi
aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada
diterimanya dilingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau
belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.
4)
Senang merasakan
atau melakukan, memperagakan sesuatu secara langsung
Bagi
anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
Sebagai contoh, anak akan lebih memahami tentang pelajaran shalat jika peserta
didik diajak langsung dengan praktik bagaimana shalat itu dilaksanakan, dan
seterusnya.
5)
Anak suka cengeng
Pada
anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan
dituruti semua keinginanya, mereka masih belum mandiri dan harus selalu
dibimbing.
6)
Anak sulit
memahami isi pembicaraan orang lain
Pada
usia SD, anak sudah dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus
dapat membuat atau menggunakan metoode yang tepat, misalnya dengan cara metode
eksperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan
sendiri inti dari pelajaran yang diberikan.
7)
Senang
diperhatikan
Di
dalam suatu interaksi sosial, anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya, mereka senang apabila orang lain memperhatikannya. Disini, peran guru
untuk mengarahkan perasaan anak tersebut denganmenggunakan metode tanya jawab.
8)
Senang meniru
Dalam
kehidupan sehari-hari, anak mencari sutau figure yang sering dia lihat dan
ditemui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan orang yang
ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata, banyak anak yang terpengaruh
acara televisI dan menirukan adegan yang ada di dalamnya.
b.
Masalah
perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar (SD)
Berikut adalah
beberpa masalah perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar yang mungkin
saja/bisa terjadi.
1)
Hiperaktif
Ini merupakan
sebuah gangguan yang cukup sering terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah
gangguan prilaku dimana mereka cenderung bergerak aktif, bahkan super aktif di
dalam rumah atau di lingkungan permainan bersama dengan teman-temanya. Seorang
anak dengan masalah psikologi hiperaktif memerlukan penanganan yang begitu
cepat.
2)
Sulit
berkonsentrasi
Anak dengan
konsentrasi yang buruk bisa membuatnya kesulitan apabila harus belajar dalam
waktu lama dan mengerti mengenai beberapa materi pembelajaran.
3)
Pemurung dan
penyendiri
Mereka sangat
sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri.
Anak-anak seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka
tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
4)
Masalah bicara
Rata-rata mereka
mempunyai masalah mengenai artikulasi dimana pembicaraan yang mereka lakukan
kurang jelas dan sulit diterima oleh lawan bicara.
Wentzal dan Asher menyatakan bahwa para
pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak popular, yaitu sebagai
berikut.
1)
Anak yang
diabaikan (neglected children): yaitu
anak yang jarang dinominasikan seabai teman terbaik, tetapi bukan yang tidak
disukai oleh teman-teman dikelompoknya.
2)
Anak yang ditolak (rejected
children): yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang sebagai
teman terbaik dan tidak disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yang
ditolak adalah anak yang agresif, sok kuasa dan suka mengganggu.
3)
Anak yang
kontrovesi (controversial children)
adalah anak yang sering didominasikan keduanya, yaitu baik sebagai teman
terbaik dan sebagai teman yang tidak disukai (Sntrock (1997,325)).
Menurut
Havinghurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi berikut.
a.
Menguasai
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktifitas fisik.
b.
Membina hidup
sehat
c.
Belajar bergaul
dan berkerja dalam kelompok.
d.
Belajar
menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
e.
Belajar membaca,
menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
f.
Memperoleh
sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g.
Mengembangkan kata hati, moral dan
nilai-nilai.
h.
Mencapai
kepribadian pribadi.
Dalam upaya mencapai tugas perkembangan
tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa berikut.
a.
Menciptakan
lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b.
Melaksanakan
pembelajran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, bergaul, dan
bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosial berkembang.
c.
Mengembangkan
kegiatan pembelajran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung
dalam membangun konsep.
d.
Melaksanakn
pembelajran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
2.
Karakteristik anak usia sekolah menengah pertama (SMP)
Terdapat sejumlah karakteristik yang
menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu seperti berikut.
a.
Terjadinya
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b.
Mulai timbulnya
ciri-ciri seks sekunder.
c.
Kecendrungan
ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bersosialisasi, serta
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orang tua.
d.
Senang
membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e.
Mulai
mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
f.
Reaksi dan
eskpresi emosi masih labil.
g.
Mulai mengembangkan
standar dan harapan terhadap prilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia
sosial.
h.
Kecendrungan minat
dan pilahan karier relative sudah lebih jelas.
Adanya karakteristik anak usia sekolah
menengah yang demikian, maka guru diharapkan untuk melakukan hal berikut.
a.
Menerapkan model
pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik
yang berkenaan dengan anatomo dan fisiologi.
b.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui
kegiatan-kegiatan yang positif.
c.
Menerapkan
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok
kecil.
d.
Meningkatkan kerja
sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
e.
Tampil menjadi
teladan yang baik bagi siswa.
f.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
3.
Karakteristik anak usia remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa
peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa
remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik
penting berikut.
a)
Mencapai hubungan
yang matang dengan teman sebaya.
b)
Dapat menerima dan
belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat.
c)
Menerima keadaan
fisik dan mampu menggunkannya secara efektif.
d)
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e)
Memilih dan
mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
f)
Mengembangkan
sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
g)
Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebgai warga negara.
h)
Mencapai tingkah
laku yang bertanggung jawab secara sosial.
i)
Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pendoman dalam bertingkah laku.
j)
Mengembangkan
wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
Berbagai karakteristik pengembangan masa
remaja tersebut menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi
kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, diataranya seperti berikut.
a)
Memberikan
pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual dan penyalahgunaan narkotika.
b)
Membantu siswa
mengembangkan sikap apresiatif terhadap posturtubuh atau kondisi dirinya.
c)
Menyediakan
fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakatnya, seperti sarana olahraga, kesenian, dan sebagainya.
d)
Memberikan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
e)
Melatih siswa
mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh
godaan.
f)
Menerapkan model
pembelajran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif dan
positif.
g)
Membangun siswa
mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
h)
Memupuk semangat
keberagaman siswa melalui pembelajran agama terbuka dan lebih tolerin.
i) Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan
bersedia mendenganrkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.
Sumber
Hosnan,
M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik: Kiat Sukses Pendidikan Anak Dalam
Era
Modern. Bogor: Ghalia Indonesia
Comments
Post a Comment