Skip to main content

Konsep Minat Belajar



Konsep Minat Belajar
Pada dasarnya setiap individu mempunyai sifat ingin tahu. Seberapa besar sifat rasa ingin tahu tersebut akan muncul, pada akhirnya akan berkembang menjadi sebuah minat. Apabila seorang siswa mempunyai minat begitu tinggi maka kemungkinan besar akan lebih gigih dalam mempelajari dan memperoleh nilai yang memuaskan. Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Menurut Sukardi (1998:61), minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu.
Adapaun menurut Sadirman (2007:77), minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa saja yang dilihat seseorang barang tertentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecendrungan jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disetai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Menurut Bernard dalam Sardiman (2007:76) menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa, minat akan selalu terkait dengan belajar.
Hansen (1995:1) menyebutkan bahwa minat belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Dalam praktiknya, minat atau  dorongan dalam diri siswa terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat mengaktualisasikan dirinya melalui belajar. Di mana identifikasi diri memiliki kaitan dengan peluang atau hambatan siswa dalam mengekspresikan potensi atau kreativitas dirinya sebagai perwujudsan dari minat spesifik yang dimiliki.
Adapun faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan lebih berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dari minat siswa akibat pengaruh situasi kelas, sistem, dan dorongan keluarga. Syaiful Bahri Djamarah (2002:132) mengemukakan bahwa: “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat dan dekat hubungan tersebut semakin besar.
Dari pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2002: 132) maka dapat ditemukan unsur – unsur penting dari minat, yaitu:
a)    Kesadaran
Secara definisi kesadaran dapat diartikan sebagai sifat yang termuat dalam proses kejadian tertentu pada seseorang yang hidup dan dianggap sesuatu yang unik serta dapat digambarkan sebagai suatu kemauan untuk mengadakan pengamatan terhadap suatu proses atau kejadian sebagaimana adanya.
b)   Perhatian
Perhatian adalah merupakan pemusatan seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan pada sesuatu atau kelompok obyek.
c)    Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran terhadap sesuatu hal dengan menyampingkan semua hal lain yang tidak ada hubunganya. Pada dasarnya konsentrasi merupakan akibat dari perhatian yang bersifat spontan yang ditimbulkan oleh minat suatu obyek.
d)   Kemauan
Kemauan adalah suatu gejala psikis yang dapat mendorong seseorang untuk berjuang secara gigih untuk menguasai pelajaran yang dipelajari.
Bedasarkan gambaran definisi minat belajar di atas, kiranya dapat ditegaskan bahwa minat adalah perhatian, kesukaan, dengan minat akan menimbulkan sikap senang dan positif. Sebaliknya kalau tidak ada minat akan menimbulkan sikap tidak senang atau negatif. Tidak adanya minat bisa disebabkan karena hambatan-hambatan yang ada. Minat belajar merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan proses belajar. Minat termasuk faktor internal berupa kemauan atau kecendrungan untuk terikat terhadap sesuatu. Kurangnya minat belajar mengakibatkan kurangnya perhatian dalam usaha belajar sehingga menghambat belajar.
Sumber
A.M. Sardiman, 2005, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rhineka Cipta.
Tampubolon, D.P. 1993. Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, Bandung: Angkasa

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan Epistemologi, Metodologi, Dan Metode Ilmiah

Hubungan Epistemologi, Metodologi, Dan Metode Ilmiah Metode ilmiah berperan dalam tataran transformasi dari wujud pengetahuan menuju ilmu pengetahuan. Bisa tidaknya pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan yang bergantung pada metode ilmiah, karena metode ilmiah menjadi standar untuk menilai dan mengukur kelayakan suatu ilmu pengetahuan. Sesuatu fenomena pengetahuan logis, tetapi tidak empiris, juga tidak termasuk dalam ilmu pengetahuan, melainkan termasuk wilayah filsafat. Dengan demikian metode ilmiah selalu disokong oleh dua pilar pengetahuan, yaitu rasio dan fakta secara integratif. Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis (Senn, 2002). Sedangkan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan dalam metode tersebut. Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa metodologi adalah ilmu tentang metode atau ilmu yang mempelajari prosedur atau cara-cara mengetahui sesuatu. Jika metode merupakan prosedur ...

Implementasi Dalam Penelitian

Implementasi Dalam Penelitian Pelaksanaan penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif, sebenarnya merupakan langkah-langkah sistematis yang menjamin diperoleh pengetahuan yang mempunyai karakteristik rasional dan empiris. Secara filosofis kedua pendekatan tersebut mempunyai landasan yang berbeda. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasarkan pada filsafat positivistik. Filsafat positivistik berpandangan bahwa gejala alam dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Proses penelitian dimulai dari proses yang bersifat deduktif, artinya ketika menghadapi masalah langkah pertama yang dilakukan adalah mencari jawaban secara rasional teoretis melalui kajian pustaka untuk penyusunan kerangka berpikir. Bagi penelitian yang memerlukan hipotesis, kerangka berpikir digunakan sebagai dasar untuk menyusun hipotesis. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data. Tujuan utama langkah ini adalah un...

Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan Mistik

Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan Mistik A.     Ilmu 1.     Hakikat ilmu Ilmu bersifat rasional Contoh: Air selalu menempati ruang 2.     Struktur ilmu Metode ilmiah Contoh: Makhluk hidup yang ada didunia ini selalu berkembang dan tumbuh 3.     Epistimologi ilmu Epistimologi yang mengkaji pengetahuan manusia. Pembagian epistimologi yang meliputi epistimologi umum (memunculkan pertanyaan  ada apa? ), epistimologi khusus (memunculkan pengetahuan yang diproses dan dapat di pertanggung jawabkan, metodologi (mengkaji langkah-langkah praktis untuk memperoleh pengetahuan yang benar).  Pada mulanya sumber pengetahuan adalah akal. Adapun pengembangan yang lain menyatakan pengalaman, nalar, intuisi, keyakinan, otoritas dan wahyu merupakan sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan merupakan sumber dalam rangka mencari kebenaran. Dimana teori kebenaran terdiri atas teori korespondensi, teori koherensi, teori...