Skip to main content

Keterikatan Antara Filsafat Ilmu dan Kebenaran



Keterikatan Antara Filsafat Ilmu dan Kebenaran
Fillsafat berkembang demikian luas sejank zaman Yunani Kuno hingga zaman modern ini. Pada intinya setiap orang yang berfilsafat berupaya untuk menemukan kebenaran hakiki. Untuk menemukan kebenaran ternyata sangat relatif sekali, yaitu tergantung kapasitas ilmu yang dimiliki orang itu. Adaapun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat, bahwa keduanya menggunakaan berfikir reflektif dalam upaya menghadapi atau emahami fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal ini baik filsafat maupunilmu bersikap kritis, berpikir terbuka serta sangat konsern terhadap pada kebenaran, disamping perhatiannya yang terorganisasi dan sistematis.
Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembanganya tergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu. Oleh karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahan ilmu menjadi sangat penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik, mesli dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin tersendiri otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya dalam memperoleh kebenaran yang bermakna, dan makna yang benar setiap individu harus menggunakan empat alur pemikiran filsafat, yaitu alur rasional (thinking), empiris (sesing), intuisi (feeling), dan otoriter atau kepercayaan (believing).
Oleh karena itu kebenaran yang diperoleh manusia relatif, terganting cara memperoleh kebenaran yang dipakai, sedang kebenaran yang berasal dari Tuhan bersifat hakiki. Sejarah ilmu telah mencatat betapa banyak kebenaran ilmiah di masa lalu yang sekarang ini tidak dapat diterima lagi, karena manusia telah menemukan kebenaran lain yang ternyata lebih dapat diandalkan. Sifat pragmatis inilah yang sebenarnya merupakan kelebihan dan sekaligus kekurangan ilmu. Sifat pragmatis dari ilmu cocok dengan perkembangan peradaban manusia, telah terbukti secara nyata peranan ilmu dalam membangun peradaban tersebut.
Ilmu terlepas dari berbagai kekurangannya dapat memberikan jawaban positif terhadap pemasalahan yang dihadapi manusia pada suatu waktu tertentu. Dalam hal ini, maka penilaian terhadap ilmu tidaklah terletak pada kesahihan teorinya sepanjang zaman, tetapi terletak dalam jawaba yang diberikannya terhadap permasalahan manusia dalam tahap peradaban tertentu. Yaitu, fakta yang dapat di pungkiri bahwa abad ke 21 ini kita menggunakan berbagai macam teknologi yang super canggih. Ini mengindikasilan betapa telah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai wujud berkembangnya budaya dan peradaban manusia.
Walaupun demikian, kekurangan ini bukan merupakan alasan untuk menolak eksistensi ilmu dalam kehidupan kita. Kekurangan dan kelebihan ilmu harus digunakan sebafai pendoman untuk meletakkan ilmu ke dalam tempat yang sewajarnya, sebab hanya dengan sifat itulah kita dapat memanfaatkan kegunaanya semaksimal mungkin bagi kemaslahatan manusia. Menolak kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berarti kita menutup mata terhadap kemajuan masa kini, yang ditandai oleh kenyataan bahwa semua aspek kehidupan modern dipengaruhi oleh produk ilmu dan teknologi. Sebaliknya, dengan jalan mendewakan ilmu kini pun gagal untuk mendapatkan pengertian mengenai hakikat ilmu yang sesungguhnya.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan Epistemologi, Metodologi, Dan Metode Ilmiah

Hubungan Epistemologi, Metodologi, Dan Metode Ilmiah Metode ilmiah berperan dalam tataran transformasi dari wujud pengetahuan menuju ilmu pengetahuan. Bisa tidaknya pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan yang bergantung pada metode ilmiah, karena metode ilmiah menjadi standar untuk menilai dan mengukur kelayakan suatu ilmu pengetahuan. Sesuatu fenomena pengetahuan logis, tetapi tidak empiris, juga tidak termasuk dalam ilmu pengetahuan, melainkan termasuk wilayah filsafat. Dengan demikian metode ilmiah selalu disokong oleh dua pilar pengetahuan, yaitu rasio dan fakta secara integratif. Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis (Senn, 2002). Sedangkan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan dalam metode tersebut. Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa metodologi adalah ilmu tentang metode atau ilmu yang mempelajari prosedur atau cara-cara mengetahui sesuatu. Jika metode merupakan prosedur ...

Implementasi Dalam Penelitian

Implementasi Dalam Penelitian Pelaksanaan penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif, sebenarnya merupakan langkah-langkah sistematis yang menjamin diperoleh pengetahuan yang mempunyai karakteristik rasional dan empiris. Secara filosofis kedua pendekatan tersebut mempunyai landasan yang berbeda. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasarkan pada filsafat positivistik. Filsafat positivistik berpandangan bahwa gejala alam dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Proses penelitian dimulai dari proses yang bersifat deduktif, artinya ketika menghadapi masalah langkah pertama yang dilakukan adalah mencari jawaban secara rasional teoretis melalui kajian pustaka untuk penyusunan kerangka berpikir. Bagi penelitian yang memerlukan hipotesis, kerangka berpikir digunakan sebagai dasar untuk menyusun hipotesis. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data. Tujuan utama langkah ini adalah un...

Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan Mistik

Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan Mistik A.     Ilmu 1.     Hakikat ilmu Ilmu bersifat rasional Contoh: Air selalu menempati ruang 2.     Struktur ilmu Metode ilmiah Contoh: Makhluk hidup yang ada didunia ini selalu berkembang dan tumbuh 3.     Epistimologi ilmu Epistimologi yang mengkaji pengetahuan manusia. Pembagian epistimologi yang meliputi epistimologi umum (memunculkan pertanyaan  ada apa? ), epistimologi khusus (memunculkan pengetahuan yang diproses dan dapat di pertanggung jawabkan, metodologi (mengkaji langkah-langkah praktis untuk memperoleh pengetahuan yang benar).  Pada mulanya sumber pengetahuan adalah akal. Adapun pengembangan yang lain menyatakan pengalaman, nalar, intuisi, keyakinan, otoritas dan wahyu merupakan sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan merupakan sumber dalam rangka mencari kebenaran. Dimana teori kebenaran terdiri atas teori korespondensi, teori koherensi, teori...