Penjelajahan Ilmu dan Batas-Batasnya
Surajiyo mengatakan, batas
penjelajahan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari
pengetahuan, sehingga jika manusia memulai penjelajahannya pada pengalaman
manusia dan berhenti dibatas pengalaman manusia. Ilmu membatasi lingkup
penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang
digunakan dalam menyusun yang telah teruji secara empiris.
Ilmu memulai penjelajahannya pada
pengalaman manusia dan berhenti pada batas pengalaman manusia. Ilmu hanya
merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan yang mencoba
menelaah kehidupan dalam batas ontologis tertentu. Penetapan lingkup batas
penelaah keilmuan yang bersifat empiris ini, konsisten dengan asas epistimologi
keilmuan mensyaratkan adanya verifikasi secara empiris dalam proses penemuan
dan penyusunan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.
Jadi, ilmu tidak mempelajari masalah
surga dan neraka dan juga tidak mempelajari sebab musabab kejadian terjadinya
manusia, sebab kejadian itu berada di luar jangkauan pengalaman manusia. Ilmu
hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda dalam pengalaman, yakni terletak
pada fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia; yakni sebagai alat
pembantu manusia dalam menanggulangi masalah yang dihadapi sehari-hari. Ilmu
membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan
metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara
empiris. Sekiranya ilmu memuaskan daerah diluar batas pengalaman empirisnya,
bagaimanakah kita melakukan suatu kontradiksi yang menghilangkan kesahihan
metode ilmiah.
Selanjutnya Surajiyo mengatakan,
ilmu memulai penjelajahannya pada pengalamanan manusia, dan berhenti di batas
pengalaman manusia. Penyataan inilah yang bisa menjadi jawaban sampai mana
batas-batas penjelajahan ilmu. Maka jika ilmu berada diluar jangkauan
pengalaman manusia, tentunya tidaklah semestinya menjelajahi ilmu itu. Sebagai
contoh mengenai suga dan neraka, keduanya merupakan hal-hal yang berada di luar
jangkauan manusia.
Maka dapat disimpulkan bahwa batas
dari penjelajahan ilmu hanyalah "Pengalaman" manusia, yaitu mulai
dari pengalaman manusia dan berhenti pada pengalaman manusia juga. Pengalaman
manusia pada dasarnya dapat diperoleh melalui panca indranya, oleh karena itu
jika pengalaman diperoleh melalui melihat maka "ilmu adalah
penglihatanmu", jika pengalaman diperoleh denganendengarkan, maka
"ilmu merupakan pendengaranmu" begitu pula untuk indra yang lainnya.
Ini mengindikasikan bahwa ilmu seseorang mencapai batas ketika ia harus
meninggalkan dunia ini.
Sumber:
Surajiyo. 2008. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di
Indonesia Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Comments
Post a Comment