Filsafat Barat
Menurut catatan sejarah dalam Ismail dan Hamid (2012),
filsafat Barat bemula di Yunani. Bangsa Yunani mulai menggunakan akal ketika
mempertanyakan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar abad VI SM.
Perkembangan pemikir ini menandai usaha manusia untuk menggunakan akal dalam
memahami segala sesuatu. Pemikiran Yunani sebagai embrio filsafat Barat
berkembang enjadi titik tolak pemikiran Barat Abad Pertengahan, modern dan masa
berikutnya. Di dsamping menempatkan filsafat sebagai sumber pengetahuan.
Barat juga menjadikan agama sebagai pendoman hidup,
meskipun memang harus diakui bahwa hubungan filsafat dan agama mengalami pasang
surut. Pada abad Pertengahan, misalnya dunia Barat didominasi oleh dogmatism
gereja (agama), tetapi abad modern seakan terjadi pembalasan yang akibatnya
Barat mengalami kekeringan spiritualisme. Namun selanjutnya, Brarat kembali
melirik kepada peranan agama agar kehidupan mereka kkembali memiliki makna.
Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas
Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant, George Hegel, Athur Schopenhauer, Karl
Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. Dalam tradisi
filsafat Barat di Indonesia sendiri yang nota bennya yaitu bekas jajahan
Eropa-Belanda, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yaitu menyangkut tema
tertentu. Tema ini antara lain ontologi, epistimologi dan aksiologi.
Ontologi membahs tentang masalah “keberadaan” sesuatu
yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris (kasat mata), misalnya tentang
keberadaan alam semesta, makhluk hidup atau tata surya. Epistemologi adalah
tema yang mengkaji tentang pengetahuan (episteme
secara harfiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan
seperti bats, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Aksiologi yaitu tema
yang membahs tentang masalah nilai atau norma sosial yang berlaku pada
kehidupan manusia.
Selanjutnya dikatakan Ismail dan Hamid, fisafat Barat
yaitu ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di Universitas-Universitas di
Eropa dan daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi
filsafatorang Yunani Kuno. Mohammad Adib (2010) mengungkapkan, filsafat
memiliki onjek material yaitu apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan
(materi) pembicaraan. Objek material yaitu objek yang dijadikan sasaran
penyelidikan oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek
material filsafat ilmu yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis
dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggungjawabkan kebenaranya
secara umum.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya
pembindangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Pertama, metafisika
mengkaji hakikat segala yang ada. Kedua, epistemologi mengkaji tentang hakikat
dan wilayah pengetahuan, ketiga, aksiologi membahs masalah nilai atau norma
yang belakupada kehidupan manusia. keempat, etika atau filsafat moral membahas
tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana
kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Dan yang terakhir estetika
membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan.
Sumber
Adib, Mohammad. 2010. Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika
Ilmu Pengetahuan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Latif, Mukhtar. 2014. Orientasi Ke Arah Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group
Comments
Post a Comment