Perbedaan Individu Dalam Belajar Dan Mengingat
Pada umumnya manusia mempunyai perbedaan
dalam hal bagaimana cara belajar. Sistem atau konsep yang paling baik digunakan
untuk memahami perbedaan-perbedaan tersebut yaitu:
1.
Dengan
mengelompokkan orang berdasarkan tipenya. Cara ini banyak dikenal dalam sejarah
perkembangan psikologi, meskipun sebenarnya tidak berdasarkan metode ilmiah,
namun metode.
2. Dengan cara
mengembangkan sebuah skala pengukuran cirri (trait). Individu tidak
dikelompokkan kedalam beberapa kelas atas ciri tersebut. Fokus dari trait itu adalah ciri manusia yang
konsisten dari satu situasi ke situasi berikutnya, dan bukan ciri yang bersifat
sementara dari individu tersebut.
Kira-kira 1000 tahun sebelum masehi, Cina
sudah melakukan tes bakat untuk dalam menetapkan calon yang akan menduduki
jabatan pemerintahan. Di Eropa, pada sekitar 1700 tahun sebelum masehi, pada
saat perkembangan agama Protestan, perbedaan individu dan ilmu pengetahuan
ditekankan pada pengukuran. Yang menjadi pendorong ketertarikan terhadap
perbedaan individu pada saat itu adalah perkembangan teori evolusi yang
diasosiakan dengan prinsip keragaman (variation). Kenyataannya,
pengukuran perbedaan diantara individu dalam karakteristik psikologis
dihubungkan dengan Sir Francis Galton, sepupu Darwin. Galton melakukan
pengukuran “kemampuan intelektual” di Anthropometric Laboratory di London
dengan cara mengukur, kekuatan handgrip (gerakan tangan), tes
keterampilan motor, dan mengukur keakuratan visual dan audio (penglihatan dan
pendengaran).
Tes intelegensi modern dikembangkan oleh
Alfred Binet pada tahun 1904 atas permintaan ofisial sekolah Prancis. Tes yang
dibuat oleh Binet lebih kompleks dan tidak terlalu menekankan pada
karakteristik sensorik dan keterampilan motor. Ciri lain dari tes Binet adalah
bahwa respon yang diharapkan lebih praktis, dan mengusahakan satu skor untuk
mencerminkan intelegensi individu.
Beberapa metode penelitian yang dipergunakan
dalam perkembangan kajian tentang perbedaan individu, sebagai berikut:
1.
Dengan
menggunakan statistik dan teknologi komputer.
2.
Dengan
menggunakan penelitian “long on data short on theory” (banyak data
sedikit teori).
3.
Dengan
menggunakan penekanan yang terlalu bersifat kuantitatif.
Beberapa perbedaan individu yang penting
dalam kaitannya dengan pembelajaran dan memori, adalah: intelegensi, gaya
kognitif, strategi belajar, daya ingat, ingatan-ingatan yang diluar batas
wajar. Hal yang paling penting untuk dipahami adalah bahwa intelegensi bukan
kemampuan belajar. Penelitian tentang tingkatan belajar memberikan indikasi
bahwa berbagai faktor perlu dilihat untuk meramalkan tingkat pembelajaran
seseorang. Faktor-faktor tersebut mencakup jenis-jenis pembelajaran seperti:
keterampilan motorik, pembelajaran verbal, pembelajaran konsep, dan lain-lain.
Dengan kata lain, karena tidak adanya kemampuan pembelajaran yang diukur, maka
skor IQ tidak dapat diinterprestasikan sebagai pencerminan dari kemampuan
belajar. Kenyataan bahwa seseorang belajar lebih cepat dari yang lain, tidak
dapat dijadikan indikasi bahwa orang itu akan berbeda di dalam menghadapi suatu
tugas.
Perbedaan gaya kognitif mengacu kepada
cara penampilan atau bagaimana seseorang menantang terhadap tugas-tugas
intelektual. Perbedaan yang berkaitan dengan penampilan yaitu refleksi atau
impulsifiti. Biasanya diukur dari pelaksanaan tugas perseptual, mencocokkan
sesuatu yang telah dikenal dengan bentuk yang sangat mirip dengan gambar
target. Individu lebih cenderung bersifat global yang mempengaruhi
pembelajaran. Hal ini sangat penting dalam menentukan penampilan seseorang
dalam tugas tertentu dan dalam menentukan strategi yang digunakan dalam
melakukan tugas tersebut.
Perbedaan individu di dalam free recall, dalam hal pembelajaran
verbal dan memori, kita telah dapat mengantisipasi perbedaan yang penting di
antara subjek dalam tugas sejenis ini berkaitan dengan kemampuan subjektif
dalam mengorganisasikan material. Perbedaan dalam pembelajaran konsep,
perbedaan individual mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam proses
pembelajaran. Kemampuan memilih strategi yang berbeda yang digunakan dalam
kontek ini berkaitan dengan kemampuan memori subjek dan intelegensi secara
umum. Perbedaan dalam hal kemampuan mengingat, manusia tidak hanya berbeda
dalam hal mendapatkan informasi, tetapi juga dalam hal menyimpan dan
mempertahankan informasi tersebut. Idealnya, seseorang akan melakukan
pekerjaan dengan lebih baik jika terdapat kecocokan antara karakter individu
dengan karakter pekerjaan itu sendiri. Namun pada kondisi yang tidak demikian,
maka perlu dilakukan interaksipenyesuaian dengan atribut (attribute by
treatment interaction/ATI).
Dengan kata lain interaksi penyesuaian dengan
atribut adalah interaksi yang dilakukan dengan menampilkan perbedaan antara A
dengan B, dapat diolah dengan data/numerikal seperti statistik, namun harus ada
kesepakatan terlebih dahulu. Adapaun komponen dari interaksi penyesuaian dengan
atribut terdiri atas: atribut; perdaan pengukuran individu, penyesuaian;
penerapnnya pada alat, metoda dan program serta interaksi; memiliki makna
statistik yang berkaiatan dan menyadari perbedaan atribut.
Sumber: Bahri Syaiful Djamarah. 2008. Psikologi Belajar (edisi 2).
Jakarta: Rineka Cipta.
Comments
Post a Comment