Istilah Dan Definisi
Pengolahan istilah yang baik
sebenarnya dilaksanakan dengan cara “membatasi pengertiannya”. Atau, nama lain
untuk pembatasan pengertian suatu istilah tiada lain daripada yang disebut definition (definisi). Dalam logika,
pemberian definisi suatu istilah dipenuhi oleh dua unsur, yaitu definiendum
(istilah yang hendak dibatasi pengertiannya) dan definiens (uraian tentang batasan untuk istilah yang dimaksud).
Selain dua unsur yang telah disebutkan, suatu definisi harus memenuhi syarat-syarat
seperti terurai di bawah ini.
1.
Suatu definisi tidak boleh lebih atau kurang
daripada pengertian dasar istilah yang didefinisikan.
Misalnya: Manusia adalah hewan.
Definisi istilah manusia ini menjadi salah karena pengertian
hewan melebihi pengertian manusia. Sebab, kata hewan dipakai juga untuk menyebut
jenis yang lainnya dan bukan hanya manusia.
2.
Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang
samar-samar.
Misalnya:
Anjing adalah yang berkaki empat.
Definisi istilah anjing di atas masih terlalu samar
pengertiannya dan dapat tertukar dengan pengertian kucing atau kuda yang
sama-sama memiliki empat kaki.
3.
Definisi tidak boleh diberi istilah yang
didefinisikan atau sinonimnya.
Misalnya:
Binatang adalah hewan.
Istilah binatang merupakan kata lain yang sepadan (atau
sinonim) untuk istilah hewan. Jadi, tidak dapat digunakan untuk membuat
pengertian batasan yang dibutuhkan untuk istilah binatang.
4. Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bentuk
negatif apabila masih mungkin dinyatakan dalam bentuk positif.
Misalnya:
Salah adalah tidak benar.
Dalam definisi istilah salah, pengertian tidak benar merupakan
pengertian yang tidak menjelaskan pengertian salah itu sendiri. Kita sudah mengetahui
bila salah akan berarti tidak benar. Jadi, definisi ini merupakan suatu definisi
yang buruk karena tidak memberikan pengertian yang baik tentang istilah salah.
Referensi
Putra A. Bardin. 2001. Pengantar Logika Tradisional. Bandung: Partap Sing Mehra
dan Jazir Burhan,
Comments
Post a Comment