Pengetahuan Manusia
Pengetahuan
adalah kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan. Maka di dalam kehidupan
manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhanusdin Salma
(2005) mengemukakan, pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat macam, yaitu:
Pertama, pengetahuan biasa, yaitu
pengetahuan dalm filsafat dikatakn dengan istilah common sense. Karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima
secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah, karena memang itu
merah, benda itu panas karena memang panas dan sebagainya. Dengan common sense, semua orang sampai pada
keyakinan secara umum tentang sesuatu umum tentang sesuatu, dimana mereka akan
berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh
dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga,
makanan dapat memuaskan rasa lapar, dan musim kemarau akan mengeringkan sawah
tadah hujan.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu
ilmu sebagai terjemahan dari sciene. Dalam
pengertian sempit science diartikan
untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan
common sense, suatu pengetahuan yang
berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dilanjutkan
dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai
metode. Ilmu erupakan suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk
menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual.
Pengetahuan
yang diperoleh dengan ilmu diperolehnya melalui observasi, eksperimen,
klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi,
pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu
yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan
milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang
lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu
sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.
Ketiga pengetahuan filsafat,
yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalam kajian tentang sesuatu. Jika ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuanyang sempit dan right, filsafat
membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan
pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang ditandainya kaku dan
cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
Keempat pengetahuan agama, yakni
pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan. Pengethuan agama
bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan
mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan
dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertical dan cara
berhubungan dengan sesame manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan
horizontal.
Pengetahuan
agama yang lebih penting di samping informasi tentang Tuhan, juga informasi
tentang hari akhir. Iman kepada hari akhir merupakan ajaran pokok agama dan
sekaligus merupakan aajaran yag membuat anusia optimis akan masa depannya.
Menurut para pengamat, agama masih bertahan sampai sekarang karena adaanya
dokrin tentang hidup sehat setelah mati karenanya masih dibutuhkan.
Sumber
Latif, Mukhtar. 2014. Orientasi Ke Arah Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group
Salam
Baharuddin. 2009. Logika Materia. Cetakan
1. Jakarta: Rineka Cipta.
Comments
Post a Comment